Sabtu, 17 November 2012

identifikasi jenis erosi





BAB I

PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang

tanah sangat berpengaruh penting bagi kehidupan manusia , hewan dan juga tumbuh–tumbuhan. Sebagai tempat dimana semua mahluk hidup beraktifitas dan melakukan pertumbuhan dan perkembanga . Tempat dimana manusia melakukan bercocok tanam, pembangunan, dll. Selain itu tanah juga sebagai tempat penyedia unsur hara,dan penopang tumbuh bagi tanaman. Akan tetapi saat banyak sekali muncul permasalahan yang sangat gerpengaruh terhadap fungsi tanah.

Permasalahan yang paling menonjol saat ini adalah pemanfaatan sumberdaya alam yang berlebihan untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia. pembangunan kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan sekitarnya menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran tanah dan air yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil produksi pertanian hal ini mengakibatkan pemanfaatan pembukaan lahan pertanian ke daerah yang berlereng curam dan hutan lindung serta konversi dari lahan pertanian untuk penggunaan non pertanian. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat mengakibatkan kerusakan sumber daya hutan, tanah dan air. Salah satu wujud kerusakan sumberdaya adalah erosi.

Erosi merupakan peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami. Pada peristiwa erosi, tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat terkikis dan terangkut yang kemudian diendapkan pada suatu tempat lain. Pengangkutan atau pemindahan tanah tersebut terjadi oleh media alami yaitu antara lain air atau angin. Erosi oleh angin disebabkan oleh kekuatan angin, sedangkan erosi oleh air ditimbulkan oleh kekuatan air

Erosi pada dasarnya pemerataan permukaan bumi. Proses ini merupakan masalah serius terutama dalam pengelolaan daerah aliran sungai dan merupakan tahap awal terjadinya proses sedimentasi. Proses ini juga akan berakibat pada menurunnya fungsi dan umur waduk, serta pendangkalan pada saluran-saluran air. Keseluruhan peristiwa itu menyebabkan kerugian yang sangat besar, baik dari tinjauan finansial maupun tinjauan ekologi.





2.1 tujuan



Ø Untuk mengetahui bentuk-bentuk erosi tanah dengan factor-faktor yang menyebabkannya






BAB II

TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Pengertian Erosi

Tanah sebagai suatu sistem yang dinamis, akan selalu mengalami perubahan, yaitu perubahan fisik, kimia dan biologi. Perubahan-perubahan ini terutama karena pengaruh iklim, tetapi tidak sedikit pula dipercepat oleh tindakan manusia. Kerusakan tanah akibat perubahan yang berlebihan misalnya lenyapnya lapisan tanah dikenal dengan erosi. Kata erosi berasal dari kata erodere yang berarti penggundulan.

Proses erosi adalah proses pengikisan lapisan tanah dipermukaan sebagai akibat dari tumbukan butir hujan dan aliran air dipermukaan.

Erosi dapat juga dikatakan sebagai suatu proses dimana tanah dihancurkan dan kemudian dipindahkan ke tempatlain oleh kekuatan air, angin ataupun gaya gravitasi. Namun, di Indonesia erosi yang terpenting adalah yang disebabkan oleh air.

Ada dua tipe erosi, yaitu erosi normal dan erosi yang dipercepat.

- Erosi normal (geological erosion) adalah merupakan erosi yang berjalan sangat lambat sehingga jumlah tanah yang tererosi sama dengan jumlah tanah yang terbentuk.

- Erosi dipercepat (accelerated erosion) merupakan erosi yang dipercepat akibat kegiatan manusia yang mengganggu keseimbangan alam. Jumlah tanah yang tererosi lebih banyak daripada tanah yang terbentuk.Erosi ini berjalan sangat cepat sehingga tanah dipermukaan (top soil) menjadi hilang.

Soil erosion adalah bergeraknya butiran tanah permukaan oleh angin atau air. Erosi tanah oleh air terjadi jika air hujan sudah tidak berinfiltrasi ke dalam tanah, atau tanah sudah jenuh air. Air ini kemudian mengalir di atas permukaan tanah, dan dapat mengangkut butiran – butiran tanah. Interaksi antara percikan hujan (rain splash) dan tercucinya permukaan tanah (sheet wash) merupakan suatu hal yang penting dalam erosi permukaan. Jika masing– masing proses ini berperan secara terpisah maka gerakan butiran - butiran tanah akibat proses tersebut menjadi kurang efisien dibandingkan bila kedua proses ini berjalan bersama. Hal ini disebabkan partikel tanah dibawa ke dalam suspensi oleh percikan air hujan yang jatuh di atas permukaan tanah (rain drop splash) kemudian diangkut oleh aliran air permukaan (sheet flow).



2.2 Bentuk Erosi

Menurut Arsyad (1989) menurut bentuknya, erosi dibedakan dalam erosi percik, erosi lembar, erosi alur, erosi parit, erosi tebing sungai, erosi internal dan tanah longsor.

- Erosi Percik (Splash erosion) adalah proses terkelupasnya patikel-partikel tanah bagian atas oleh tenaga kinetik air hujan bebas atau sebagai air lolos. Arah dan jarak terkelupasnya partikel-partikel tanah ditentukan oleh kemiringan lereng, kecepatan dan arah angin, keadaan kekasaran permukaan tanah, dan penutupan tanah.

- Erosi Lembar (Sheet erosion) adalah erosi yang terjadi ketika lapisan tipis permukaan tanah di daerah berlereng terkikis oleh kombinasi air hujan dan air larian (runoff).

- Erosi Alur (Rill erosion) adalah pengelupasan yang diikuti dengan pengangkutan partikel-partikel tanah oleh aliran air larian yang terkonsentrasi di dalam saluran-saluran air. Alur-alur yang terjadi masih dangkal dan dapat dihilangkan dengan pengolahan tanah.

- Erosi Parit (Gully erosion) proses terjadinya sama dengan erosi alur, tetapi saluran yang terbentuk sudah sedemikian dalamnya sehingga tidak dapat dihilangkan dengan pengolahan tanah biasa.

- Erosi Tebing Sungai (Streambank erosion) adalah pengikisan tanah pada tebing-tebing sungai dan pengerusan dasar sungai oleh aliran air sungai. Erosi tebing akan lebih hebat jika vegetasi penutup tebing telah habis atau jika dilakukan pengolahan tanah terlalu dekat tebing.

- Erosi Internal (Internal or subsurface erosion) adalah terangkutnya butir-butir primer kebawah ke dalam celah-celah atau pori-pori tanah sehingga tanah menjadi kedap air dan udara. Erosi internal menyebabkan menurunnya kapasitas infiltrasi tanah dengan cepat sehingga aliran permukaan meningkat yang menyebabkan terjadinya erosi lembar atau erosi alur.

- Tanah Longsor (Landslide) adalah suatu bentuk erosi yang pengangkutan atau pemindahan tanahnya terjadi pada suatu saat dalam volume yang besar.






BAB III

METODOLOGI





2.1 Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat pelaksanaan praktikum yaitu pada :

Hari : Senin

Tanggal : 22 September 2012

Jam : 14.00 – 16.00 WIB

Tempat : Pemukiman warga dan lahan persawahan

2.2 Alat danBahan

Adapun alatdanbahan yang digunakan dalam praktikum dan penulisan hasil praktikum yaitu:

Ø Kamera

Ø Alat tulis

Ø Handphone

Ø Laptop

Ø Modem

Ø Printer

2.2 Prosedur Praktik

Adapun prosedur yang kami gunakan dalam praktikum ini yaitu di awali dengan pencarian lokasi lahan yang terkena dampak erosi baik itu jenis erosi cipratan, erosi parit, erosi lembar, erosi longsor, dll. Kemudian setelah menemukan lahan yang terkena dampak erosi, lahan tersebut diambil photonya dan diidentifikasi penyebab terjadinya erosi dan jenis erosinya.




BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1 Hasil Praktikum




lokasi

Kondisi lokasi

Bentuk erosi

Penyebab erosi


Pemukiman penduduk

- tanah kering

- terdapat sedikit rumput

- rata



- Erosi alur

- Erosi percikan

- Aliran permukaan (run off)

- Air hujan dan tetesan embun dari seng

-


Lahan Persawahan

- Tanah kering

- Tanah retak-retak

- Batas sawah dengan arel bukan sawah, tinggi (1,5 m)

- Terdapat sedikit rumput





- Erosi alur

- Erosi percikan

- Pedoturbasi hewani

- Aliran air hujan

- Tetesan air hujan

- Loncatan hewan (sapi)




4.2 Pembahasan

Erosi merupakan proses alam yang terjadi di banyak lokasi yang biasanya semakin diperparah oleh ulah manusia. Proses alam yang menyebabkan terjadinya erosi merupakan karena faktor curah hujan, tekstur tanah, tingkat kemiringan dan tutupan tanah. Setiap lahan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga jenis erosi yang terjadi maupun intensitas erosi yang terjadi akan berbeda-beda.

Pada praktikum yang kami laksanakan pada hari senin tanggal 22 Oktober 2012, kami melakukan penelitian pada dua lokasi lahan yaitu pada perumahan warga dan persawahan. Kedua lahan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda.

a. Lokasi perumahan (pemukiman penduduk)

pada lahan perumahan warga memiliki curah hujan yang hampir sama dengan lahan persawahan. Pada lahan perumahan warga tanahnya bertekstur cukup liat, dengan topografi yang relatif datar, dan hanya memiliki sedikit penutup tanah. Pada lahan perumahan terjadi dua macam erosi yaitu :

Ø erosi percik, biasanya banyak terlihat disekitar rumah warga. Hal ini disebabkan karena cucuran air hujan atau embun dari atap-atap rumah warga



Gambar 1 : erosi karena cucuran air hujan atau embun dari atap-atap rumah

Ø Erosi alur , pada lokasi erosi alur ini terbentuk dari aliran yang terbentuk dari air hujan maupun dari saluran pembuangan air dari rumah-rumah warga.



Gambar 2 : erosi alur ini terbentuk dari aliran yang terbentuk dari air hujan maupun dari saluran pembuangan air

b. Lokasi persawahan

Pada lahan persawahan tanahnya relatif kering karena musim kemarau dan hanya terjadi beberapa kali hujan saja, tanahnya bertekstur berpasir dan berbatu, dengan areal bergelombang, dan tutupan tanah yang jarang. Pada lokasi ini terjadi beberapa macam erosi yaitu :

Ø erosi percik adalah proses terkelupasnya patikel-partikel tanah bagian atas oleh tenaga kinetik air hujan bebas atau sebagai air lolos



Gambar 3 : erosi percikan karena air hujan\



Ø erosi alur adalah pengelupasan yang diikuti dengan pengangkutan partikel-partikel tanah oleh aliran air larian yang terkonsentrasi di dalam saluran-saluran air



Gambar 4 : erosi alur karena aliran air







Ø pedoturbasi hewani adalah erosi yang terjadi karena aktivitas hewan





Gambar 5 : erosi karena aktifitas hewan ternak (sapi)





Baik pada lahan persawahan maupun lahan perumahan warga sebagian besar erosi disebabkan karena air hujan. Hal ini disebabkan karena baik pada lahan persawahan maupun perumahan warga jarang ditemui tumbuhan penutup tanah sehingga tidak ada yang menahan terjadinya erosi karena aliran air hujan.



c. Factor-faktor yang mempengaruhi erosi

Beberapa factor yang mempengaruhi besarnya erosi air pada tanah yang terpenting adalah sebagai barikut.

1. Cura hujan

Intensitas hujan dapat mepengaruhi erosi. Semakin deras hujan, maka semakin besar erosi yang di timbulkan. Selain itu curah hujan yang jatuh di permukaan tanah yang kekuatnnya sangat besar untuk memecahkan gumpalan-gumpalan tanah. Penghancuran gumpalan tanah tersebut selain memudahkan pengangkutan partikel-partikel tanah ketempat lain, partikel-partikel tanah menjadi halus dan dapat enutupi pori-pori tanah sehingga menyebabkan peresapan air kedalam tanah menjadi terhambat. Akibatnya, aliran permukaan (run off) menjadi lebih besar sehingga kemungkinan terjadinya erosi juga meningkat .

2. sifat-sifat tanah.

Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan tanah terhadap erosi adalah tekstur tanah, sruktur tanah,daya infiltrasi/ permeabilitas tanah, dan kandungan bahan organic.

3. lereng / Topografi

Erosi akan meningkat apabila lereng semakin curam atau semakin panjnag.

4. Vegetasi

Vegetasi memunyai pengaruh terhadap erosi, seperti menghalangi air hujan agar tidak langsung jatuh ke permukaan tanah, menghambat aliran permukaan dan memperbanyakair infiltrasi, serta penyerapan air dalam tanah diperkuat oleh transpirasi (penguapan air) melalui vegetasi.

5. Manusia

Tindakan manusia sering kali berdampak buruk terhadap lingkungan yaitu menyebabkan erosi di percepat. Contoh pengndulan hutan di daerah pegunungan menyebabkan erosi dan banjir

d. Dampak Erosi

Erosi tidak hanya menyebabkan kerusakan tanah di tempat terjadinya erosi, tetapi juga kerusakan di tempat lain di mana hasil erosi tersebut diendapkan

· Hilangnya lapisan tanah atas (top soil) sebagai media pertumbuhan dan resapan air.

· Tidak tersedianya air tanah untuk pertumbuhan.

· Produktivitas tanah pertanian menurun karena hilangnya lapisan atas permukaan tanah.

· Penimbunan tanah hasil erosi pada badan sungai sehingga menjadi dangkal.

· Berkurangnya air tanah.

· Hilangnya unsur hara yang sangat diperlukan tanaman.

· Kualitas tanaman menurun.

· Kemampuan tanah menahan air dan laju infiltarsi (peresapan) menurun.

· Stuktur tanah menjadi rusak.










BAB V

PENUTUP





5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang sudah kami lakukan kami dapat menyimpulkan bahwa kedua lahan memiliki karakteristik yang berbeda sehingga terjadi erosi yang berbeda pula. Pada lahan persawahan terjadi tiga jenis erosi yaitu erosi alur, erosi percik, dan pedoturbasi hewani. Pada lahan perumahan warga terjadi dua jenis erosi yaitu erosi percik dan erosi alur.

Erosi-erosi tersebut disebabkan karena dua faktor yaitu karena air hujan dan oleh hewan ternak. Sebagian besar erosi disebabkan karena air hujan. Air hujan membawa partikel-partikel tanah melalui percikannya maupun saat air hujan mengalir. Erosi oleh hewan ternak disebabkan karena banyaknya terjadi longsoran-longsoran kecil tanah saat hewan-hewan ternak berjalan.

Erosi-erosi ini jika dibiarkan terus-menerus akan mengakibatkan kerugian bagi masyarakat yang tinggal disekitar lahan-lahan tersebut. Seperti menurunnya produktifitas tanah, pendangkalan parit-parit disekitar lahan persawahan karena partikel tanah yang di bawa air hujan, dan lain-lain.

Kami menyarankan agar segera dilakukan upaya untuk meminimalisir terjadinya erosi dengan menanam banyak tanaman penutup tanah, melakukan teknik pertanian yang benar seperti membuat sengkedan, dan lain-lain.



5.2 Saran

saran yang dapat kami berikan untuk meminimalisir bahaya erosi yaitu dengan cara menanam tumbuh-tumbuhan baik itu yang bersifat tahunan (pepohonan) maupun tanaman semusim yang dapat dimanfaatkan hasilnya. Selain itu juga dapat dibuat tanggul-tanggul, rorak, dan bila perlu buat parit-parit untuk aliran air secara permanen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar